Saat ini, jawaban seolah tak pernah datang sempurna sebab pertanyaan yang belum ada sebagai pemulih hati. Bingkai cinta pupus retak teramat pantas terlepas oleh rekam memori. Maka aku pun terjebak dengan kata-kata berikut ini.
"Untukmu pencari atau pencuri Hati"
Beberapa masa lama rindu menyelimutiku, tak membuat ragu ini lebih terbelengu. Aku di sudut tua usia meliput kebahagiaan yang sungguh singkat, setelah kutahu. Bukan jua tak singkat kuikuti takutku. Entah lah kalau jalan terbaik melupakanmu dengan cita-cita ku.
Belum tentu.
Selayaknya harum segar tanah kota kembang, kebersamaan denganmu kurasa jua memeluk renungku. Tak bosan memori menari di setiap malam, manis palsu kelabui bahkan menggaris luka hati semakin menjadi.
Sudahlah, mari bangkit dari cerita lama, yang kualami singkat kemudian lama lekat. Tak kuasa akan rindu kebahagian yang kualami dengan jiwa terluka.
Di dalam ratapan atas memori, Pikiranku melawan resah masa lalu. Terbesitlah harapan dan kebahagiaan dalam bisikan lain masa depan. Mari setia menyapa detik, menit, jam, dan hari hingga ku lewati cerita lebih berarti daripada masa lalu. Melompati waktu kebahagiaanku dan masa depanku.
***
Pagi ini. Tak luput Indera perasaku dari aroma tanah basah dan cuaca mendayu. Tulisan ini hanya Untukmu.
Cermatilah, kuselipkan tulisan bermakna rayuan kala serpihan jiwaku tak menentu. Membentuk sudut awal jawaban sempurna atas pertanyaan darimu. Walau hati ini rapat terkunci. Aku tetap menunggu sang Pencari dan Pencuri hati selain dia yang kelam di masa lalu.
Dodoydoni
ditunggu kelanjutannya :D
BalasHapus