Popular Post
Loading...
Minggu, 24 Maret 2013

DO’A AYAH YANG TELAH TIADA

04.33


Anak ku yang kucinta,

Maafkanlah Ayah yang telah tiada,
Disaat kamu masih belia,
Disaat jiwamu rentan bahaya,
Disaat kamu belum mengerti akan dampak dari situasi dan kondisi,

Rasakanlah suara-suara ini hai Anak ku.

Disaat derasnya tangisanmu mengucurkan air mata. Serasa sesak jiwa ini hai anakku.Seperti aku telah berdosa meninggalkanmu. Walaupun itu terbantah oleh-Nya Yang telah memanggilku.

Aku diingatkan lagi olehnya atas apa-apa yang telah aku beri untukmu dan aku melihat apa-apa yang dulu aku do’akan untukmu. Do’a yang memaknai segala maksud demi masa depanmu. Agar kamu lebih mengenal sebuah arti perjalanan hidup. Kenanglah diriku selamanya wahai anakku. walau waktu terus berlalu.


Sesaat kemudian, aku bahagia. Aku tentram dan damai. Aku merasa dirimu adalah darah daging yang aku banggakan di depan mereka yang lain. Mereka yang letak nya juga tak jauh dari sisi-Nya. Disaat do’a mu menghampiri di sekitar ku. Seperti sebuah cahaya yang menerangi tiap sisi ruang ku ini.

Ku tinggalkan untukmu hai anakku. Harta yang kuraih dulu. Harta yang dapat kamu rasakan sepeninggalanku. Tapi mengapa? Mengapa kamu hamburkan semua itu?. Dan bukan menggunakannya demi kebaikanmu. Mengapa duhai anakku?

Darimu untukku. Dan dariku untukmu. Cerminan dari citra akan merusak sebuah nama. Kelak suatu saat nanti, kamu hancurkan waktumu, dimana kamu bisa bersamaku, di saat jasad mu ada di sini.

Wahai anakku. Apakah kau menyadari aku masih di sini. Apa kau menngerti hadirku dalam biasan hati. Bahwa aku disini tetap mengamati. Aku disini akan terus menanti. Mana do’a mu anakku?, Katamu dulu kau akan selalu mendo’akanku. Namun seiring waktu. Kau semakin mengeruhkan ruang ini.

Aku di sini. Di sisi Sang Ilahi. Perintah-Nya sesekali. Aku mampu mendatangi dirimu. Kamu harus tahu anakku bahwa setiap hari itu, aku selalu ada di pintu. Setiap kamu membukanya, keinginanku yang dalam untuk memelukmu. Namun Aku terdiam tanpa ada daya.  Maafkanlah karena aku tak berbuat apa-apa

Di saat waktu kian berlalu. Tiba-tiba roh ku tersentuh oleh pecahan sebuah partikel. Partikel itu seperti membentuk segumpulan warna. Bergumpul menjadi aliran cahaya. Memanjakan roh-ku kembali di sisi-Nya. Sebuah senyuman pun kembali terlintas dari sang Penjaga. Rasa-rasa aku ingin bersujud untuk mu hai anakku.  Dan ingin rasanya berkata. Anakku telah kembali di jalan-Nya.

Anakku yang ku cinta. Maafkan Ayah Telah Tiada.

Lots of Love 













Dodoydoni

2 komentar:

  1. Perpaduan kata yang menarik, mengalir, seperti berirama dari penulis.
    Ayah yang sedang berbicara kepada anaknya. Meski ia tak selalu bicara, dalam diam ia merangkai pesan.

    BalasHapus
  2. selalu memciptakan karya yang sangat bagus dan terlihat natural

    BalasHapus

 
Toggle Footer