Dear Ms. smilewinds
I did not intentionally crack your very special principles.
Please accept my wish this self explain and perhaps mitigated my behavior in your eyes since I said something to you last year.
Of all feeling flourish to all girl I have known in my life. I know now your rejection to be the most invaluable reflection of me.
For I have suffer the mortal wound, months later when did I fall so deeply under your social of two way communication behavior, you did not want to receive an intensively text by me.
You and me apart at a distance could not fix feeling right here when you are there.
I was in the middle before I knew I have began. But those all courageous of mine facing the heart truth. Even I can not never hope to win your love.
I write you such the story in the middle of tonight. Along with smile which is began from a tear of separation between half of hope, half of anguish. The miserable half.
***
Kedatangannya memperkenalkan ku dengan keluarga nya yang punya banyak cerita. Menunggunya cukup waktu ku lahap semua inti perasaan seorang paman pada keponakan. Kulit hampir lepuh dan warna rambut yang unik membuat ku ragu melebur rasa haru dan lucu. dengan sosok jiwa yang lembut, kagum dari hati untuk perjuangannya.
Seorang anak kecil meminta minum lalu pergi bermain. Saat itulah tiba waktu yang kutunggu.
Momen dimulai dengan stroller yang berhenti berdenyit rodanya. Ia melanjutkan suara seperti angin yang menari melakukan pola senyuman. Ia datang dengan membawa sejuta bunga mekar tak rupa selain oval. Hati ini merasakan sebuah waktu dan harapan tiba di tempat yang berbeda. Pertama kalinya ku ingat suara gemuruh ombak menemani. Untuk kedua kalinya momen ini ditemani seorang paman dan seorang anak kecil. Singkat cerita selanjutnya punya orang lain.
Hari yang berbeda. Di saat semuanya berubah. Diam hanyalah diriku. Di sebelah kursi dalam kendaraan biru tua, tertawa sesesekali tanpa sadar wujud bingkai retak dari bola mataku. Beberapa saat kemudian senyap lama, melirik Layar bercahaya terbentang kalimat berpesan sebuah hubungan itu yang dalam berintesitas dan bermakna lebih sekedar kata. Seseorang lainnya.
Diam, mencari nada yang lebih indah dari tawanya. Pun, mencoba memulai dengan single artis muda What Do You Mean. Tapi retakan ini tetap sama.
Kata kata, bait lagu Justin ini menutupi seluruh alam yang sendu karenanya. Mereka di sana. Ia di sudut dengan lembut menelan suasana. Maka ia punya alasan acuh pada jarak yang sebenarnya kurang dari semeter saja.
Di sini. Bingkai bola retak tak mungkin mengalihkan pertanyaan teman-teman padanya. Harapanku yang sengaja ditujukan padanya juga tak mampu.
I was gonna ask you being gone from a life that does not exist in our world. Although its worst make us. Until I know the time perhaps would come A Man makes you have a life all then. Even I must handle ashamed for my own. Please forgive me and accept my gift as a wish for your health and your happiness.
Ingatlah saat itu. Berpergian tanpa bumbu" lain selain ceria bersama teman biasa yang kusebut tak mampu kuikuti. Hari hari itu akan menjadi memori yang akan kembali dengan celah demi celah retakan.
Hal indah memiliki awalan. Tujuan dari pertemuan tetaplah sebuah perpisahan. Maka apakah aku menolak mengatakan cerita ini berakhir indah ataupun sedih. Hanyalah manusia yang memiliki perspektif.
Doni Daroy,
Depok - March 17, 2016.
Pakai perpektive yang happy ending yaa, :))
BalasHapus(o) .. malaysia, Truly Asia.
Hapus