Popular Post
Loading...
Minggu, 24 Maret 2013

Pemikiran dalam Membangun Bangsa dan Aceh

04.35


Sebuah seminar sehari dilaksanakan di pagi hari tanggal 28 februari kemarin. Sebuah wadah yang sangat menginspirasi para praktisi teknik sang pencerah lingkungan yang lebih baik. Demi mengenang segala bentuk usaha yang telah dilakukan orang-orang sebelumnya dalam membangun lingkungan teknik sipil lebih baik.
Tepat di umur ke 50 Fakultas Teknik Sipil, terpapar sebuah tema dalam seminar berjudul “Setengah Abad Bahu Membahu Membangun Bangsa (Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala 1963-2013)”.


Sesi pemateri pun segera dimulai, pada sesi ini materi disampaikan oleh dosen-dosen yang berkualitas dalam bidangnya serta pengalamannya dalam dunia kerja, lingkupnya akan dikhususkan dalam permasalahan di Aceh yang sampai sekarang memiliki output yang jenuh dalam manajemennya yaitu bidang transportasi, mengingat beberapa tahun lalu seperti yang diberitakan oleh berbagai media tentang Longsor yang menutupi jalan, atau kemacetan yang berdampak terhadap berbagai faktor.

Presentasi yang pertama bertemakan “Mengatasi Permasalahan Transportasi Perkotaan” sudah menjadi isu umum yang pantas dijadikan penelitian Tugas Akhir Anak Teknik Sipil yang mengambil bidang kajian transportasi atau Lalu lintas (Traffict).

Pemateri yang kedua tak kalah teknisnya dalam hal memberikan presentasi dan juga isinya tentang “Pelebaran Badan Jalan dengan sistem Kantilever”. Kedua pemateri tersebut memiliki latar belakang dan asal yang berbeda, walaupun mereka berdua adalah sama-sama alumni teknik sipil Unsyiah.

Secara teknis, sebuah inovasi dalam peningkatan jalan seharusnya sudah marak dilakukan oleh departemen terkait selama 50 tahun kebelakang, namun berbagai aspek yang sebenarnya mempengaruhi kinerja realisasinya masih sangat kurang mendukung dalam membangun Aceh ini. Seperti yang dipertanyakan oleh salah satu dosen teknik sipil disesi diskusi seminar, beliau mempertanyakan masalah beberapa unsur kata yang terkandung dalam huruf “M” seperti: Manajemen, Material, dan lain sebagainya. 

Pertanyaan yang sangat lugas dijawab oleh para pemateri yang menyetujui bahwa unsur-unsur kata itu memang mempengaruhi pembangunan di Aceh lingkup Dunia Teknik, namun satu kata yang paling penting diingat oleh Berbagai elemen yang mengimplentasikan pembangunan Aceh yaitu “Money”, dalam bahasa indonesia adalah Uang, Uang yang sangat relevan dari kasus-kasus yang menghambat pembangunan Aceh oleh Praktisi teknik selama 50 tahun kebelakang.
Sebenarnya pembenahan bukan dalam kondisi diluar konteks atau menyalahkan penyaluran dana atau sebagainya, namun seharusnya peningkatan Sumber Daya Manusia-lah yang perlu benar-benar dibenahi, Inovasi dari produk baru dalam peningkatan kualitas moda transportasi, atau seperti pembatasan kendaraan pribadi yang sekarang ini sangat menjadi dilema dalam pembangunan jalan.

Praktisi teknik juga seharusnya mencari bentuk solusi lain yang menjadi inovasi perubahan pola pikir seorang teknisi yang dapat menyeimbangkan antara sarana dan prasarana infrastruktur atau transportasi di Kota Banda Aceh.

Semoga Hasil dari Output buah pikiran ini dalam lingkup Dunia Teknik lebih dipertanyakan lagi dalam dunia kerja lapangan serta lembaga atau departemen terkait dapat memiliki inovasi baru dalam Membangun bangsa dan membangun daerah Aceh.

Salam hangat,
Dodoydoni

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer