Popular Post
Loading...
Kamis, 06 Juni 2013

Gito Kaca Dan Arya Kalabenda - Part II

05.10

Photo By : Kriezna.deviantart.com

“Makanlah mutiara ini. ia akan memberikanmu kekuatan cakra pembela kebenaran seperti kakek buyutmu, Gatot Kaca. Dan kau akan dapat kembali ke jaman dimana bumi masih dalam kehidupan yang sebenar-benarnya”

“Awak yakin? Apa saya mampu?” Tanya Gito penuh heran.

“Negeri Indonesia telah lama menunggumu dengan kondisinya yang terpuruk. Jika nanti kau telah melihat kondisinya yang lenyap ditelan samudra Hindia, kau  harus segera masuk kedalam pusarannya dan kembali ke jaman jauh sebelum ini”

“Apa yang terjadi di sana?” Tanya Gito yang tidak pernah tahu letak negerinya.

 
“Indonesia dulu terbentang dari Sabang hingga Merauke. Terdiri dari lautan yang kaya sumber daya alamnya, dengan hutan flora yang menjadi jantung Bumi ini. Tapi kini, semua dilenyapkan oleh tangan-tangan pemusnah atmosfir yang tepat di atasnya” Tambah Arya.

“Kalau begitu, kenapa tak awak saja yang kembali ke sana?”

“Hidupku terbatas, sebentar lagi aku akan kembali ke alam yang sesungguhnya. Jasadku menjadi debu setelah kau menelan mutiara ini. Itulah tanda dimana misiku telah selesai” Jelas Arya.

Gito pun mengambil Mutiara dari tangan Arya. Dengan hati-hati, ia memasukkan benda asing itu ke dalam mulutnya. Tiba-tiba tubuh Gito memancarkan sinar yang sangat terang. Ia tebanting ke setiap sisi gedung dan sampai menghancurkan kolom dinding gedung. Sekejap seluruh ruangan menggepulkan debu-debu. Gito terlihat sedang berdiri, merasakan kekuatan cakra sakti yang penuh dari dalam dirinya.

Dalam benaknya, telah terdapat energi yang bersumber dari mutiara milik Gatot Kaca. Sekilas terbayang dalam pikiran akan perjuangan sang kakek buyutnya saat perang Bhatarayuda. Tiba-tiba, ia sontak kaget melihat bayangan roh Arya, mulai meninggalkan jasadnya. Gito melihat dengan mata tajam sambil jasad itu berubah menjadi debu. Kini, bayangan roh Arya menjelaskan lebih detail kepada Gito tentang keteladanan Gatot Kaca.

Gatot Kaca telah lama mati. Keteladanannya masih ditulis dalam dongeng masyarakat di tahun-tahun sebelum kau dilahirkan. Sebagai penghargaan bagi keteladanan seorang panutan. Gatot kaca dikenal sebagai inspirasi bagi generasi muda dalam berjuang membela negara dengan pengorbanan jiwa dan raganya. kau  adalah penerus kesaktiannya. kau  harus kembali dengan kekuatan mutiara itu ke jaman dimana Indonesia masih berjaya

“Arya, aku merasakan segala kekuatan ini. aku merasakan bahwa darahku kini milik Tanah Air Indonesia. Negeri dimana kakek buyutku dilahirkan” Gito mulai berbicara dengan logat berbeda, ia pun sadar bahwa Arya sudah tidak ada lagi di sekitarnya. Kini, ia mulai membenarkan segala perkataan Arya, bahwa ia memiliki tugas kewajiban membela negaranya yang memiliki kejayaan di masa lalu.

Tak sadar Gito pun melayang di udara. Cakra di punggungnya membuat ia terbang ke atas langit, meninggalkan negeri Jiran Malaysia. ia lalu menuju ke arah selatan.

Angin membawanya ke sebuah kumpulan awan yang menutupi  hampir seluruh langit, awan gelap dengan petir yang menyambar. Dibawahnya terdapat satu pulau memanjang dari utara ke selatan. Hanya satu pulau yang dikelilingi luasnya Samudra. Ya, pulau itu adalah Sumatera. Tidak ada warna hijaunya hutan, hanya gunung-gunung gundul, sungai-sungai berwarna hitam, serta hamparan gersang.

Dengan kekuatan mutiara yang telah dimilikinya, Gito terbang ke arah pusaran yang berada di tengah pulau Jawa. Tubuhnya melewati sebuah celah pusaran yang semakin berbentuk kerucut. Sinar-sinar dari dadanya semakin memancar silau. Tiba-tiba, Gito merasakan terpental jauh menembus dimensi waktu yang membawanya masuk ke jaman berbeda. Saat itu, ia terjatuh kembali dari atas langit hingga terbentur di atas daratan.

Gito terbangun tanpa ada rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia telah kebal oleh benturan ataupun pukulan. Gito juga menoleh matanya ke sekeliling, terlihat mayat-mayat prajurit yang bertaburan di mana-mana. Dari atas langit, terdengar suara pedang dan tumbukan menggema. Gito pun melihat ada dua sosok raksasa yang tengah berseteru satu sama lain di udara. Lalu ia terbang mendekati dengan pelan ke arah mereka yang tengah bertautan pedang.

INTERMISSION

“Kau akan mati di sini!” Suara lantak menggema milik Adipati Kerna.

“Aku tahu. Untuk itu kau harus bersusah payah untuk menancapkan panah Kunta Wijayadanu agar menembus pusarku!” Tegas Gatot Kaca yang sengaja mempermudah jalan kematiannya. Ia melakukan itu atas dosanya terhadap kematian Arya, seorang paman yang sangat sayang padanya.

“Lagipula aku telah diprediksi akan berakhir mati dalam perang ini, oleh sebab perbuatanku dulu membunuh paman Arya”. Gatot kaca memperjelas perkataan kepada Adipati Kerna.

Selanjutnya mereka berdua kembali bertautan pedang. Gatot kaca juga dapat menangkal segala serangan dengan jubah saktinya. Selain itu, Kotang di punggungnya membuat ia mampu terbang secepat angin, saat dikejar oleh senjata panah milik Adipati Kerna. Saat ia hampir sampai ke lapisan atmosfir bumi, ia malah menyerah diri dan membalikkan tubuhnya ke arah panah sakti Kuntawijayadanu.

Gito menangkap panah sakti Kuntawijayadanu dengan tangannya. Lalu ia terbang menuju ke arah Adipati Kerna. Ia menancapkan panah itu tepat di jantung raksasa yang tengah heran melihat sosok Gito. Akhirnya, panah itu tembus ke jantung Adipati Kerna.

“Si...Siapakah kau wahai manusia asing?” Tanya Adipati Kerna sebelum mati.

“Aku adalah seorang cicit manusia dari wanita yang pernah berhubungan dengan Gatot Kaca. Akulah yang akan menolong kakek buyutku Gatot Kaca, agar beliau tetap hidup dan menurunkan darah kesatrianya kepada seluruh manusia di dunia. Agar Indonesia tetap terjaga dalam masa kejayaan.” Jelas Gito kepada Adipati Kerna yang tak lama menemui ajalnya.

Gatot Kaca yang masih berada di langit turun ke daratan melihat jasad mayat Adipati Kerna. Ia juga mendekati sosok manusia yang telah menolongnya dan  mampu mengalahkan pamannya itu.

“Siapa yang mengutusmu dan sampai memberimu kekuatan sehebat itu?” Tanya Gatot Kaca kepada Gito.

“Arya Kalabenda telah memberikanku mutiara milikmu di masa depan” Jawab Gito. Ia juga bercerita dari awal perjumpaan paman Gatot Kaca itu yang muncul di masa depan, dimana Indonesia hancur dan tenggelam dibawah samudra, di tahun 2020.

Gatot Kaca terkejut mendengar cerita Gito. Ia semakin merasa bersalah oleh sebab perbuatan kejinya dulu terhadap Arya Kalabenda. Ternyata, peristiwa yang mencerminkan kasih sayang pamannya itu membuatnya tertolong dan mematahkan takdirnya mati di perang Bhatarayuda. Gatot Kaca pun mengucapkan terima kasih kepada Gito, cicit keturunannya yang datang dari masa depan. Kini mereka berdua, bersama-sama membela kebenaran di negeri Indonesia. Menghancurkan segala kekejaman para penguasa dunia yang akan menghancurkan alam milik langit dan bumi, beserta seluruh isinya.

Berabad-abad setelah kejadian itu, Gito ikut menjadi tokoh legenda dalam sejarah manusia dan selanjutnya diceritakan dalam dongeng-dongeng masyarakat. Ia juga dijuluki sebagai panutan pembela kebenaran yang datang dari jaman modern. Dan mereka memanggilnya dengan sebutan nama, Gito Kaca.

5 komentar:

  1. doni, suka kali nonton sinetron di indosiar. imajinasinya pun udah kayak sinetron naik burung garuda itu @-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kyaaaaaa... Kak liza asal aja ni ah.. ini tulisan buat antologi cerpen FLP "Bukan Dongeng Biasa". Tapi akhirnya gak jadi, banyak member yang susah nulis,... Jadi ya doni posting aja..

      Hapus
    2. Hahaha :d
      Ini efek Cloud Atlas kak

      *colek bg Doni :-d

      Hapus
  2. Tahun 2020 itu nggak lama lagi ya...mengerikan jika Indonesia tenggelam seperti Atlantis. Tapi kalau diliat lagi dulu juga Benua-benuakan pada bergabung ya terus terpisah-pisah seperti dunia yang sekarang bisa jadi Indonesia tenggelam, entah di tahun berapa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh serem ya kak. haya. tapi cerita ini hanyalah fiktif belaka.. kesamaan nama dan tempat mohon dimaklumi.. hehehe :-t

      Hapus

 
Toggle Footer