Popular Post
Loading...
Kamis, 06 Juni 2013

Gito Kaca Dan Arya Kalabenda

02.25
Photo by : weweoke

Dalam catatan sejarah dan dongeng-dongeng masyarakat, Gatot kaca diketahui tidak memiliki keturunan. Namun siapa sangka, jauh dari pulau jawa, hidup seorang anak manusia yang memiliki darah keturunannya.

Konon, kematian Gatot kaca telah ditakdirkan oleh dewa-dewa, sebab perbuatan kejinya dulu membunuh seorang paman bernama Arya Kalabenda. Setelah sekian lama Arya terkubur di  bawah candi Bhima, ia terbangun kembali oleh mukjizat Dewa Surya, dengan sebuah tugas untuk mencari harapan satu-satunya demi mengubah sejarah dewa dan juga sejarah manusia.

***

“Kriiiiiiiinnngggggggg.” Bunyi alarm terdengar memecah kesunyian di sebuah kamar apartemen.


Tangan kekar bergerak mencari sumber suara dan sekejap meremas hingga alarm pun hancur dalam genggamannya. Tangan itu juga tak sengaja menyenggol sebuah jam digital yang sepintas terlihat angka-angka di layarnya, 05-05-2020. Sosok tubuh setengah telanjang dengan otot-otot besar namun lemah sedang terbaring di atas kasur.

Seekor burung gagak menghampiri jendela dan berkoar keras menggema, membuat mata sang pemilik tubuh itu sayu-sayu terbuka. ia yang tadinya tidur mulai terbangun oleh suara merdu itu, di kala fajar mulai meninggalkan langit-langit.

“Damn! What the rude Bird! – Sial! Burung kasar! Kalau soal minta sarapan, cepat sangat lah awak ni!”

Sang pemilik tubuh kekar itu bernama Gito. ia beranjak meninggalkan kasur menghampiri meja yang berada di dekat lemari. Di atas meja, ada sebuah piring yang berisi kacang-kacangan. ia lalu mengambilnya dan diletakan di sisi jendela. Gagak itu melompat-lompat di atas balkon, menunggu sarapan paginya.

“Makanlah ini. Setelah itu awak pergi! Saya nak tidur lagi.” Gito berbicara kepada burung gagak sambil mengelus ekor sayapnya yang licin.

Sekilas, Gito melihat keindahan hutan Sarawak di negeri Jiran, Malaysia. Apartemennya di kelilingi oleh ribuan pohon yang rimba, di sebelah hutan mengalir sungai yang diberi nama ayahnya sendiri, Sarafudin Gitosa. Ayahnya dulu pernah menjadi Sultan di negeri tersebut, sebuah negeri metropolitan yang sangat mendukung kehidupan alam.

Tiba-tiba ia tertegun melihat ke arah jauh, di bawah pohon terlihat ada seseorang yang berdiri di sana, memandangi Gito yang tengah menjulurkan kepalanya keluar jendela.

Ia pun tak menghiraukannya dan kembali ke tempat tidur. Namun semenit kemudian, Android miliknya berdering dan ada pesan dari seorang wanita.

Beiby hari ini ada pesta ke? Awak singgah ambil saya sekejap! 

Gito pun mengetik pesan balasan. 

Oke, wait for me beib! XOXO – Baik, tunggu saya ya say! (Cium Peluk Cium Peluk).

***

Arya memandangi Gito dari kejauhan di bawah pohon besar. Raut wajahnya terlihat pasi. Hanya semenit ia memandangi Gito yang memiliki kemiripan wajah dengan seseorang di masa lalunya.

“Apakah benar ia keturunan terakhir keponakanku?” Arya membatin. Sekilas ia teringat dengan pesan dari Dewa Surya, sebelum ia berada di jaman itu.

Temukan keturunan terakhir dari cucuku Gatot Kaca. kau  harus bisa memberikan mutiara milik kakek buyutnya. Jika kau gagal dalam misi ini, maka sejarah keturunan kita akan lenyap ditelan masa

Saat pesan itu datang, Arya tergelak sadar di dalam kuburannya di bawah Candi Bhima. Setelah sekian lama terkubur di sana, Arya terbangun oleh mukjizat pemberian Dewa Surya. Lalu ia melihat Negerinya Indonesia yang tampak menyedihkan. Tidak ada pohon-pohon bahkan daratan, yang ada hanyalah kedalaman laut samudra. Candi Bhima pun ikut tenggelam seluruhnya, bahkan candi-candi lain seperti Arjuna, Borobudur, Semar, dan Candi Gatot Kaca ikut tenggelam juga. Kini, pulau Jawa tinggal sebuah kenangan, akibat terputusnya darah keturunan raksasa dan dewa-dewa. Mereka seharusnya menjaga tanah air Indonesia sampai akhir masa.

Arya yang saat itu berada di atas puncak Candi Bhima. Dengan menggunakan kekuatannya, sekejap ia menghilang lalu muncul di atas permukaan air samudra. Kemudian ia berjalan di atas laut nan luas, mencari cakra mutiara yang tersimpan di salah satu gunung di pulau Jawa. Kini gunung-gunung hanya tampak seolah menjadi bukit yang dikelilingi air laut.

Selain fokus mencari mutiara, Arya juga harus mencari keturunan terakhir dari Gatot Kaca. Dalam mata batin Arya, keturunan tersebut kini berada di negeri seberang Indonesia, negeri Jiran.

***

Musik aliran elektro dance menyelimuti gelora malam. Terlihat Gito sedang berdansa dengan wanita-wanita di sana. Mereka seolah tak peduli dengan kelamnya permasalahan dunia saat itu.

Huny, saya nak berhenti sebentar saja, mau menenggak bir di table. Awak come tak?” ajakan Gito kepada seorang wanita yang berdansa dengannya.

I’m still on and on. Go by yourself beib – Saya masih betah. Kamu duluan saja” Teriak wanita itu melawan dentuman suara musik.

Gito lalu duduk di sebuah meja, ditemani lampu yang berkelap-kelip. Sesekali ia melirik ke arah sejumlah wanita yang tengah berdansa. Tiba-tiba, muncul sosok yang pernah dilihat sebelumnya. Mata Gito mengikuti arah perginya sosok itu yang menuju ke toilet. Dengan sigap Gito mengikutinya, mencoba mencari tahu siapakah sosok asing itu secara lebih dekat. Ketika masuk melewati pintu, tubuh besar Arya kini membelakanginya.

“Awak siapa?” Gito bertanya dengan nada sedikit tinggi. Arya berbalik. Dengan gerakan yang sangat cepat ia mendekap tubuh Gito dengan sangat kuat, mendorongnya ke arah wastafel. Dinding dan kaca seketika retak, Gito berbalik dan mencoba melayangkan pukulan, tapi sia-sia. Lalu, Arya pun mulai berbicara.

“Namaku Arya Kalabenda, kau seharusnya tahu darimana asalku. Selain itu, aku yakin kau juga telah lama sadar memiliki kekuatan yang melebihi seorang manusia” Arya menjelaskan secara detail.

“Maksud awak apa?  Saya keturunan Sultan Malaysia” Gito menepis ucapan Arya.

“Ini semua ulah ibumu yang mengeruhkan pikiranmu dan juga telah merusak garis keturunan raksasa Bhima”

Gito buru-buru lari keluar meninggalkan Arya, terus ia melewati kerumunan manusia yang tengah berdansa, menuju ke plataran parkir di lantai dasar gedung. Sesampainya di sana, Gito bergegas mencoba menyalakan mesin mobilnya. Tapi ternyata, sosok Arya telah tiba dan berdiri tepat di hadapannya.

What do you want!!? – Apa yang kamu inginkan!!?” Bentak Gito seraya keluar dari dalam mobil. Sekejap, ia meloncat dan menendang ke arah Arya. Tapi, tendangan itu dipatahkan oleh tangan Arya dengan santai. Lalu, Arya juga menggenggam erat kaki Gito dan membanting tubuhnya hingga terjatuh. Lantai pun retak.

Uhuk-uhuk, A.. Apa tujuan awak sebenarnya?” Gito berbicara lirih terbata.

“Kau telah diprediksi menjadi keturunan terakhir kakek buyutmu Gatot Kaca. Dan kau mampu memiliki kesaktiannya. Bila nanti kau memiliki keturunan,  maka darah itu tidak akan dimiliki lagi oleh anak-anakmu” Jelas Arya mendapat perhatian Gito dengan seksama.

Arya pun semakin memperjelas cerita, ia memulainya dari awal perjumpaan antara Gatot Kaca dan Nenek Buyutnya Gito, Dewi Sumbrada. Saat itu, Gatot Kaca sedang pergi menjelajah Indonesia dan mencari wanita tercantik di pulau Sumatera. Kemudian mereka berdua jatuh cinta. Lalu, Gagot Kaca menurunkan kesaktiannya ke dalam rahim sang Dewi. Sampai suatu hari, beliau melahirkan seorang putra bernama Ahmad Salahudin Gitosa. Di saat dewasa, Ahmad pergi merantau ke negeri Jiran. Ia menikah dengan seorang putri dari Kerajaan Malaysia, Princes Zatasha.

Arya yang tadi panjang lebar bercerita, tiba-tiba mengeluarkan benda dari kantongnya. Sebuah mutiara yang memiliki kemilau cahaya bening, peninggalan Gatot Kaca setelah kematiannya.

To Be Continued..... Part II

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer