Listrik rumahku mati tiba-tiba, bulu kuduk pun berdiri, bagaimana enggak. Konon, setelah beberapa jam tsunami meluluh lantak kotaku, termasuk rumahku tercinta ini, ada tiga mayat ditemukan tepat di atas lantai yang sekarang ini kuparkirkan skuter unyu-unyuku.
"PLN company kok ngulahnya pas seperti di saat setting-an film-film horror nyari lokasi ya?" Mataku menilik ke arah kanan kiri. Helm pun lupa kutanggalkan di sepion motor, "Ah! pake ajalah, mana tau ada si "bujang" muncul, pura-pura aja nanti aku gak lihat"
Naik ke tangga di garasi, lalu sampai di lantai dua. Aku mellihat kucing adik perempuanku yang mirip dengan miliknya si Emily and Stranger, ia berdiri tepat di pintu masuk rumah. "Hebat sekali kamu ya cing, untung malam hari. Tapi kalau siang, mati-matian kukejar, cing,, cing.."
"Kak lisaaaaa, bukain pintu donk!" Aku teriak agak kenceng supaya kak lisa yang tidur bak seorang putri tergelak bangun. Seketika kudengar suara sedikit mendesah...
"Iyaaahhhh.. bentarrr yaaahhhh"
"Itu suara kak Lisa apa mendiang Monalisa ya?" Aku berpikir yang bukan-bukan sebelum suara itu mendekati pintu. Aku berdo'a ayat-ayat pendek,, berharap kalau yang bukain pintu itu beneran kak Lisa.
"Sadaqallahul 'adzim" Ayat suci Al-Qur'an yang biasa kubaca yaitu Al-Ikhlas. Setelah membacanya, pintu pun terbuka, klek, jreeeeeeeeeekkk.
"Kak lisa" Aku mencoba memastikan.
"Iyaaahhh,,, Doniiihhh"
"Mati lampu kak ya?"
"Iya.. itu pun ditanya" kak Lisa mulai sewot menjawab.
Alhamdulillah, aku berada di dalam rumah dengan selamat sentosa. Segera kutanggalkan helm di lantai dekat kamar. Mengingat kejadian-kejadian tadi di garasi, aku tersenyum. Huh, untung gak muncul tuh setan-setan, kalau gak, udah kugelitikin pake jurus Harlem Shake.
"Praaangg" Suara bunyi piring-piring dari arah dapur, tiba-tiba.
"Bismillahirrahmannirrahim.." Aku kembali membaca surat Al-ikhlas.
Pas masuk ke dalam kamar, ternyata enggak gelap-gelap amat. "Loh, koq gak gelap ya? apa ada something wrong?" Aku bergumam dalam hati sambil nyelinguk si bulan beserta teman-temannya dari jendela. Ternyata rumah di depanku gak mati lampu. "Wah,,, kebangetan nih PLN, apalah daya seorang anak manusia yang lemah seperti saya" Kata-kata bijaksananya mulai muncul nih.
Aku mencoba tidur, melihat ke langit-langit kamar yang sedikit terbias cahaya. Baru kali ini ada yang namanya minjem cahaya tetangga. Tiba-tiba, suara mobil terdengar, mendekat ke arah rumahku. Semakin dekat, dan berhenti di depan pagar rumah. Aku terbangun dari kamar, dan membuka pintu yang bisa melihat keluar.
"Bang ada apa ya?" Tanyaku pada dua orang abang-abang yang keluar dari pintu mobil. Yaelah, emang ada yang keluar dari mesin?
"Heh, anak kecil udah bisa tidur tengah malam gini" Ia memberi jawaban sebelum melihat ke arahku. "Oh,, maaf pak, saya pikir tadi anak-anak, habis suaranya imut sekali" Ia meminta maaf, tapi aku pun tetap melototinya.
Masak suaraku dibilang anak-anak, dan parahnya, wajahku dibilang bapak-bapak. "Ya Allah, andai saja listrik hidup, akan kunyalakan shower dan duduk sambil menangis di sana"
Selanjutnya aku mulai melihat mereka bekerja, diambilnya tangga lipat double yang bisa diulur memanjang, barulah aku tahu mereka adalah tim sirkusnya PLN, alias tukang kabel.. Salah satu diantara mereka berdua naik tangga sambil menjinjing tang serta alat-alat rumah tangga lainnya, Loh.
"Cetarrrr.. Ceturrrrr..." Listrik melontar-lontar menyelimuti badan si abang PLN, untung itu adanya hanya dalam imajinasiku saja.
Tak lama si abang turun setelah mengutak atik di atas sana. Yang terjadi selanjutnya adalah...
Si abang A : "Bang itu kurang talinya, ada yang terputus atau hilang"
Si abang B : "Oh, yaudah kita ambil dulu di bla...blaa.. blaaa.."
Suara mereka kian menghilang setelah terdengar bunyi pintu tertutup. Aku menutup kembali dan masuk pintu, eh salah. Aku masuk kembali dan menutup pintu, berbaring lagi di atas singgasanaku sambil melihat langit-langit dalam kondisi sama.
"Brrummm" Suara mobil lagi-lagi mendekati rumahku kedua kali. Suara itu terdengar sama. Tak lama aku mendengar pintu mobil dibantingnya tutup. Aku semangat melihat mereka lagi, ntah kenapa. Mungkin karena dulu aku pernah kepikiran menjadi Super Hero "Electric Man", emang ada ya?.
Si abang A naik tangga lagi; "Ini kabelnya tersambung ke arah yang di sana"
Si abang B : "Kok kau gak bilang dari awal tadi?"
Aku tertawa dalam hati melihat kekonyolan mereka. Setelah itu, hatiku bergejolak "Alah, mereka ini tukang kabel bengineer ternyata"
Aku kembali menutup kembali dan masuk, eh maaf salah, ralat sendiri ya. Lagian ini masalah listrik udah hampir dua jam mati. Si abang PLN juga, kayaknya, perlu masuk lagi dalam kelas terapi listrik sama tante Storm X-Men.
Aku menutup mata setelah sekian lama melihat langit-langit dalam kondisi pertama. Ya, langit-langit kamar yang minjem cahaya lampu tetangga.
Gak lama aku pun terbangun... "Horeeeee hidup lampu...." Aku berteriak melihat kamarku terang menderang. Setelah itu, aku melihat ke arah jendela. Baru kusadari, ternyata aku bangun kesiangan. Beginilah peristiwa setiap kali phobia dan dibodohi matahari. Akibat lainnya adalah semalam aku tidak bermimpi.
"Eniweyyy, Si Abang PLN udah selesai ngerjain tugasnya ya? kalau belum, bisa-bisa melanggar pasal pelistrikan nih"
"Emang ada pasal itu om?" jawab makhluk yang menyerupai bantal di sebelahku, kepala dan kakinya terikat.
"Kyaaaaaaaa" Aku berteriak kencang seraya terbangun dari tidurku yang sesungguhnya. "Masya Allah. Aku barusan bermimpi jumpa pocong, siang hari lagi" Dan aku pun membaca surat Al-Ikhlas lagi dan lagi.
Selanjutnya, aku melongok ke arah kiri dan kanan. Tampak cahaya lampu dari luar kamar dan masih di dalam rumah, terbias melalui celah-celah pintu. Ternyata, listrik telah hidup kembali. Aku melihat ke jendela kamar, ternyata fajar baru mulai meninggi. Sepertinya shubuh pun kulewati. Aku bergegas ke kamar mandi, berniat mengambil air suci lalu sholat shubuh, sekalian baca lagi surah Al-ikhlas untuk kesekian kalinya.
Kamar bang Kiki , 05062013.
Hantunya kok nggak muncul??
BalasHapushahahah.. ada bang.. di ending, tapi mimpi.. :D
BalasHapusBesok aja lanjut baca postingan ini, ngeri ini sudah jam 11 malam. ;(
BalasHapusiiihhhh... takut.. tapi seru ....
BalasHapus