Gerakan Oposan Masa Bodoh - "Step To Help Planet"

Tumbuh-tumbuhan berkata. “Kala moral seorang manusia lebih rendah dibandingkan hewan. Maka, merekalah penghancur kehidupan bumi kita sebenarnya.”

Dukungan masyarakat aware terhadap lingkungan telah bermunculan di setiap penjuru kota, berlomba melakukan gerakan pencinta alam; kegiatan-kegiatan menanam pohon, beralih moda transportasi sepeda dan lain sebagainya. Namun dewasa ini, masih ada cerminan bentuk “Masa Bodoh” dalam setiap jiwa muda dan pikiran tua.

Apakah ada yang berpikir ingin mencoba melakukan sesuatu? Wah, selamat! Mau dimulai dari mana? Apakah cukup menyerukan kata Go Green? Atau malah menasehati anak Sekolah Dasar (SD) dengan kalimat, Save Our Earth!

Gerakan Level Dasar “Anak SD pun bisa melakukannya”

Kita sebagai manusia, sudah memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan, mau tidak mau. Kita merasakan dampak dari perbuatan yang telah dilakukan orang-orang di sekitar kita. Apakah dampak itu menjadi positif atau malah menjadi negatif. Untuk itu, mulailah dari hal-hal kecil.

Bukankah dalam agama sudah diajarkan untuk berhemat? Termasuk melakukan penghematan air sebab ketersediaan air di bumi kita ini terbatas. Dalam sebuah ilustrasi, saat menjelang kegiatan gosok gigi, siapkan segelas air kumur agar kita semua membatasi pemakaian air.

Meninggalkan rumah dalam keadaan listrik padam. Ya, jangan lupa mematikan seluruh elektronik atau kabel yang tersambung ke listrik. Mulai dari lampu, TV, kulkas, AC, dan lain-lain. Di malam hari, gunakan listrik seperlunya saja.

Membawa perlengkapan bekal. Jangan sampai membeli di luar sana yang terbungkus oleh plastik. Plastik diketahui tidak akan ramah lingkungan bila berceceran di mana-mana.

Di saat menggunakan kertas. Sebaiknya kita memanfaatkan sisi kertas yang masih kosong, jangan menyia-nyiakannya. Kertas yang lusuh sekalipun bisa jadi masih layak dipakai.

Pada level dasar ini, sebetulnya kita belum perlu menanam pohon seperti yang diserukan selama ini. Lebih baik, pertama-tama kita menanam bunga saja. Hal ini juga akan menjadi kesenangan atau hobi. Selain itu, kita akan memiliki energi positif oleh keteduhan taman.

Dengan mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan di atas, semoga kita lebih khawatir dalam menggunakan energi, baik listrik, air ataupun material lainnya. Sumber daya alam memiliki proses pembaharuan yang tidak secepat pertumbuhan manusia.

Gerakan Level Menengah Pertama “Belajar terbiasa”

Bumi ini adalah satu-satunya planet layak huni yang selanjutnya diwarisi kepada anak cucu kita. Apa saja yang dapat kita lakukan untuk merawat bumi pada level ini? Naning Adiwoso, Ketua Green Building Council Indonesia (CBCI) mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Gunakan produk lokal, Relevansi dari kalimat mungkin tidak ada sangkut-paut dengan keselamatan bumi, namun secara tidak langsung, kita menggunakan produk lokal dan mengurangi pemasokan produk dari luar negeri, maka hal tersebut akan mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir.

Memilah sampah rumah tangga, organik dan anorganik. Kegiatan ini gencar dilakukan oleh masyarakat luar negeri. Dinas kebersihan sebelumnya telah menegaskan untuk memilah sampah basah dan sampah kering. Maka dari itu, cobalah membuang sampah pada tempatnya. Bukan hanya membuang pada tempat biasa, namun di tempat sampah yang sesuai jenisnya.

Cek emisi kendaraan secara berkala. Bagi yang sangat bergantung dengan kendaraan pribadi. Mengontrol pemeliharaan kendaraan secara berkala itu sangat penting. Coba sesekali, sebagian kita menguji mesin kendaraan.

Hemat biaya bahan bakar. Salah satunya dengan mengurangi level suhu pendingin mobil 1 derajat. Kini kita telah menghemat bahan bakar 10%. Ingat! Satu derajat saja mampu membuat perbedaan besar.

Gerakan Level Menengah Atas “Diterapkan oleh seorang ahli”

Pada level ini mungkin hanya sebahagian kita yang mampu melakukannya. Namun, tidak ada pekerjaan sulit yang tidak dapat dikerjakan. Belajar mengetahui langkahnya lebih baik daripada tidak mengetahuinya sama sekali. Berikut ini yang perlu kita lakukan.

Membuat sumur resapan. Bila kita ingin menjaga kondisi kebersihan air di dalam tanah, maka hal ini sangat penting dilakukan. Selain itu, hal ini sangat mempengaruhi kesuburan tanah di sekitar rumah. Dengan adanya sumur resapan, bahkan kita tidak perlu repot-repot memanggil jasa layanan penyedot limbah rumah.

Sepertinya memang kelihatan menyita loyalitas ketika meluangkan waktu untuk menanam pohon. Namun, saat kita sadar bahwa bumi sudah semakin lemah, siklus air bumi kian berubah. Maka, pepohonan adalah satu-satunya makhluk yang tetap menjalin pola hubungan ekosistem yang ramah dan juga memperkecil skala setiap bencana.

Selain mengikuti gerakan pematah stigma “Masa bodoh”, saya harap kita semua tidak bosan mengubah persepsi lama, menjadi warisan yang dicontohkan bagi anak-anak penerus bangsa -Agent of Change- yang selanjutnya menjaga bumi ini.

Postingan ini dalam rangka lomba blog : Green Living n Youth Activity