Popular Post
Loading...
Kamis, 09 Mei 2013

Nuansa Informal Acara Workshop Menulis FLP

22.35

Panitia Acara di Hari H
Hari Minggu. Seusai kelas menulis mingguan FLP di Rumcay. Ferhat, seorang pria yang telah lama bergelut di bidang kepenulisan...(Download voice recording) mencuri sesi kelas untuk ngejelasin tentang sebuah acara workshop nasional. Beliau -Pemilik Situs Ferhatt.com- bermaksud menjelaskan tentang struktur kepanitiaan acara, Simple acaranya kalau myimakin penjelasannya. “Gak perlu terlalu rame panitianya, dan pasti nanti workshopnya udah oke”. Jelas Bang Ferhat.

Workshop ini akan mendatangkan seorang penulis novel yang baru kukenal sekitar 2 bulan lalu, itupun ngelihat biografi bukunya doank yang berjudul Balada Si Roy. Bagi yang belum pernah lihat silahkan kerjasama dengan Mbah Wiki.

Bang Ferhat melanjutkan pencurian sesi kelas menulis. “Gini-gini semuanya dengar, sebenarnya acara ini bekerja sama dengan BRI syariah. Abang ditelponin mereka bahwa Gol A Gong akan datang kemari tanggal 5 mei 2013. Kira-kira kita sanggup handle acaranya kan??”

“Sanggupp Bang”, semua anggota FLP sontak bersatu padu menyetujui. Mata mereka kelihatan tajam. Sekejap aku berfikir, “aku jadi panitia biasa aja lah, bantu-bantu ala kadarnya”. Saat itu aku emang lagi fokus pada acara wisuda yang udah dekat.

“Baiklah, pastikan kepada teman-teman yang juga ingin menjadi panitia nanti”. Bang Ferhat kelihatan lega dengan persetujuan dan semangat kami.

Singkat cerita, Bang ferhat dan Aslan ternyata sebenarnya udah nyusun struktur kepanitiaan kemarin. Aslan sendiri jadi Ketua panitia, Aku ditunjuk sebagai Ketua Acara, Reza (Ketua seksi tempat), Dara (Ketua Sekretariatan), Adit (Sekretaris Aslan), Syuhada (Ketua Konsumsi), Etc. Klop banget udah kalo dibikin buat acara skala Nasional maupun Internasional.

Selanjutnya, aku mencari anggota tim yang bisa menjalankan kerja sesuai divisiku, divisi acara. Nama Nariska pun pertama kali ada di dalam pikiranku *ciaelah, dan kujerumuskan tuk jadi MC. Alasannya hanya karna Naris kelihatan fasih kalau bicara. Dan benar, Naris juga sering jadi MC sepanjang karirnya di kampus.

Aslan, yang dipercayakan menjadi Ketua panitia, memang sudah sering menjadi segala ketua dari segala acara di kampusnya. Ia gemar mengkombinasikan ide-ide gagasan panitia.

Daara, seorang wartawan di salah satu media di Aceh, ditunjuk menjadi ketua divisi kesekretariatan, yang kerjanya menghandle tiket dengan kegundahannya yang luar biasa. Ia sibuk mantauin tabletnya terus, liput sana, liput sini. Daara juga ikut menjadi anggota trio kwek kwek acara.

Eits, apa itu trio kwek kwek?. Sebenarnya, dalam acara ini telah terbentuk panitia dalam panitia, Lho?. Biasalah, setiap kepanitian pasti ada yang khusus ganteng dan cantik, Gubrakk. Trio kwek kwek ini berdiri di warung kopi dan anggotanya terdiri dari Dara Hersavira, Aslan Saputra, Doni Daroy (Aku sendiri), dan diresmikan oleh seorang pria yang telah lama bergelut di bidang kepenulisan…..Ya, Bang Ferhatt.

Ciri anggota Trio Kwek-Kwek Acara adalah…



Pertama, Aslan : "Hmm Jadi?, Abang itu maunya seperti ini…, Oya kakak itu maunya seperti itu…, Gimana kalau nanti kita buat jadi…, Terus kita terus harus…”. Cara Aslan mengutarakan ide-idenya.

Kedua, Daara : "Pusing Daraaa huuu huuu…, Tiket kecil kecil sama dara huu huuu…, Tiket yang belum terjual berapa yaa?". Dara dengan segala kegalauannya, menghitung aliran kas keluar masuk penjualan tiket acara.


Ketiga, Aku : "Walaupun begini kita sebaiknya begitu…, Ayoklah kita bergerak terus lan... Dara ingatin abang besok kita ke…". Aku sebagai Ketua divisi acara, sebagai ketua tim sosialisasi -FLP Goes to Socialization-, dan juga ikut mempublikasi Acara, menggemakan suara-suara merdunya anggota dan pengurus FLP,  itulah moment yang kusuka.

Saat yang bener-bener menyenangkan ketika menyuruh anggota FLP beserta Pengurus untuk berbicara di Radio, atau disebut Talkshow. Pertama kali di Radio Rumoh PMI. Talkshow nya di setiap program bernama Hallo Pagi, hanya setengah jam saja sudah lebih dari cukup.

Bang Roby dan Aslan fi RPMI
Lumayan buat senyum geli-geli sendiri, ngelihat abang-abang -Bang Roby dan Bang Ferhat- yang tangannya menciptakan gempa skala semut imut. Aslan juga ikutan buat gempa susulam dan waktu itu sempat terserang bibir pecah-pecah, Hehe asoy banget. Tapi tujuan sebenarnya adalah untuk menggemakan Acara FLP seantero Aceh.

Berikutnya aku coba menggemakan di radio lain, pilihanku jatuh pada Radio Oz, sebab di sana station manager-nya orang yang sangat dekat denganku. Namun kali ini berbeda, aku mencoba menggemakan nama Mas Gol A Gong aja, selain hanya talkshow mengenai acara.

“Oke Don, Gola gong akan di wawancari dalam talkshow selama 25 menit, dan direkam yang selanjutnya diputar selama program Travelers di hari Minggu”.  Kata Si Empunya Radio OZ.

Sip deh kalau gitu.

Sebelumnya, aku juga ngusulin tentang sosialisasi di sekolah-sekolah dan sampai semua sekolah kalau bisa. Karena anak sekolah itu selain tingkahnya masih chibi-chibi hak-hak, mereka memiliki bakat dan minat yang masih bisa ditarik seperti karet.
FLP Goest to Socialization
Kami menggebu-gebu mengkonfirmasikan kepada pengurus-pengurus kesiswaan sekolah. Dara dengan sigap membuat undangan untuk dikirim ke Kepsek masing-masing sekolah. Namun pada akhirnya hanya 3 dari 7 undangan yang berhasil dilancarkan serangan sosialisasi.

Selain menemukan kenalan baru anak sekolahan yang masih unyuu-unyuu banget umurnya, kami (Aslan, Dara, Aku, dan sekali ulva) bertemu dengan sesupuh FLP seperti Kak Cut Januarita, Bang Hendra Kasmi, dan Bang Hilal (Ustadz Hilal). Mereka juga sebagai pengurus sekolah dan ngedukung banget sosialisasi ini.

Di lain waktu, Bang Ferhat sering menjadwalkan rapat dadakan. Setiap malam, kami bergabung menjadi Trio Kwek kwek dalam persiapan acara dan selalu berada di warung kupi beserta penyanyi-penyanyi karaoke di sebelahnya. Tidak hanya berbicara mengenai sebuah nama yang sudah melayang bertebaran di mana-mana (Gol A Gong), tapi kami menjadi lebih dekat antara sesama.

Dara pinterrrr banget berhitung, Aslan sering kali diidolakan anak Riab, aku masih lama banget tamat kuliah, dan juga Bang Ferhat sudah naik jabatan di salah satu Bank ternama. Semua kebenaran adalah kebalikan, Maaf Dara.  Semua lelucon itu kami jadikan sekedar menciptakan suasana akrab.

***

Aslan semakin lihai mengatur kinerja setiap divisi dan aku pun selalu jadi bayangannya. Dara yang hadir selalu di setiap kali rapat menggeggam kertas-kertas seharga 15.000 rupiah. Nuurul selalu setia berada di Rumcay. Nariska seringkali absen setiap rapat. Siti sedikit maksa mesan nasi dan kue, harus di tempat pilihannya. Isni selalu tersenyum manis kalau ketemu di Rumcay, OMG Apa-apaan itu Don?. Dan Admin grup FLP juga ikut meluncurkan sejumlah pemberitahuan tentang Acara, Loh?.

Berbagai cerita seru kuperoleh dari persiapan acara workshop ini : Mengukur perjalanan yang jauh sekali, rasa panas matahari menyengat barengan suhu aspal hot mix segar di jalanan, dan masih banyak lagi, Huufft deh pokoknya.

Canda tawa, berbagi pengalaman, menjadi pendengar dan penggerak, dan menjadi orang yang berguna bagi lingkungan sosial. Kali pertama aku bekerja ria bersama teman-teman spesial ini. Demi Tuhaaan kalian luarrrr biaaasaaaa…

 “Menulis itu adalah Pengabdian” – Gol A Gong.

Perjalanan menuju hari H sudah dekat, saat itu Gol A Gong tiba di Aceh, H-3. Dengan menggunakan mobil Avanza milik Ihsan, entah darimana datangnya, yang jelas dengan itu kami menjemput Mas Gol A Gong di Bandara.

Kami angkat beliau ke dalam mobil dan barang-barangnya kami persilahkan masuk, sotoy deh saya. Kami bersama Mas Gong mencari menu-menu masakan khas Aceh, menjelaskan atraksi wisata, dan ngobrol ngalur ngidul mengenai hari H yang hanya tinggal menghitung jari. Foto-foto kami pun sempat terpampang di fanpage nya Sahabat Gol A Gong, Kalo penasaran cari aja di Facebook, narsis banget ya?.

Aku, Bang Ferhat, Ihsan, Gol A Gong sedang ngambil foto
Aku duduk di belakang bersama Bang Ferhat, sedangkan Mas Gol A Gong duduk di depan, Ihsan saat itu sangat lancar mengalir ngobrol dengan Mas Gong, mungkin sebab Traveler bertemu dengan Travel Agent, jadi ya pertanyaan dan jawaban lumayan singkron. Hal itu membuat Seorang pria bernama Ferhat yang juga pemilik Ferhatt.com ini lepas tangan, santai bersender di bangku belakang. Hehehe.

Hari itu, auranya Mas Gong begitu khas menghampiri jiwaku, aku terdiam dan tersenyum lebar serasa mendapatkan dosis vitamin tinggi. Aku termotivasi mengabdikan hidupku menjadi seorang penulis, meskipun nanti aku tak bisa menjadi sepertinya.

Eits anyway, Acaranya gimana ya jadinya? Sukses gak sih?? Mau baca lagi???. Mengingat Aslan udah nyuruh cepet-cepet postingin tulisan ini. Mungkin ada sambungannya lagi mengenai acara di Hari H.

I Do Love These Moment. Does it recall yours too :

Bang Ferhat kepanikan menjelang momennya sebagai moderator.

Dara sangat sibuk bekerja meregistrasi peserta.

Meja operator harus berpindah-pindah. kabel audio jeck dan infokus kurang panjang.

Sponsor (Mas Yadi) minta bagian untuk presentasi.

Aku mengamati waktu setiap sesi dan tingkah laku teman-teman yang berputar-putar kepala.

Ada suara-suara yang tidak diharapkan terdengar di speaker.

Pembacaan puisi Hamdi betul-betul menghayati dalam membaca, riuh tepuk tangan untuknya.

Kak Fida merasa bersalah, ia memperbaiki proyektor yang jatuh akibat ulah Ahza, anak perempuannya dan juga adiknya Hamdi.

Aslan lelah dan tidur di ruang rehat pemateri.

Adit, Munawar, Aslan, dan aku memakai baju batik bareng.


Gol A Gong memberikan kode kepada Bang Ferhat bahwa beliau laper.

Nasi pesanan lama sekali sampai.


Hari itu kak Beby kelihatan terkulai lemas di sofa. 

Kak Riza dan Kak Malla berusaha mempromosikan video Kamoe Publishing dengan paparan video Oh My God My Mom.

Peserta yang kebanyakan dari Riab, melakukan drama tokoh-tokoh alur cerita Balada Si Roy.

Nariska yang berpakaian modis dan kece.

Syuhada yang merasa kecewa dengan abang pengantar nasi dan berputar kesana-kemari.

Zurry nentengin kameranya dengan santai sambil makan buah salak tamu undangan.

Reza asik ganggu-ganggu Zurry.

Nazri senang sekali melihat kelucuan sana-sini dan membantu semua seksi.

Fakhrie mengabadikan foto-foto dan berbincang-bincang dengan tamu-tamu terhormat.

Isni tetap selalu dengan senyum manisnya, keliling-keliling bantuin apa yang bias dibantu.

Nuurul Husna, walaupun tiap kali ia berkeluh kesah, berair mata sebesar dana di tangannya, tapi ia tetap penuh antusiasme tinggi.

Bang Rio yang dari pagi setia mengangkat material dan mengkondisikan tempat.

Dengan sangat Luar biasa riuh tepuk tangan kepada segala klimaks acara.

Daman, Junaidah, Kak Amalia, Azalya, Ernita, Kak Husna, Kak Nana, Kak Sanah, Kak Maulidar, Laras, Nawra, Sari, kak Isra, Kak Era, Bang Muarif, dan panitia-panitia lain yang juga semangat membantu menyukseskan acara.











Lots of Love,
Dodoydoni

12 komentar:

  1. (h) mantap bg tulisannya...
    saya suka bagian ini :
    "Aslan sering kali diidolakan anak Riab"

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum bagus lan.. masih harus dibedah setiap kelas menulis... Bagian itu spesial untuk aslan emang.. hahahahaha

      Hapus
  2. oiya, gimana cara buat emotion kayak abg?
    keren kayaknya..

    BalasHapus
  3. huaaah ampuni gue bg dons karena absen rapat mulu

    BalasHapus
  4. (h) (c) :>) saya bahagia :d

    *maruk! b-( emotnya banyak kali, mau aku pake semua [-(
    :)) :-t

    BalasHapus
  5. sesuai janji... ada Ahza disini :-D :-D, secara dianya wkt itu bete abis, pengen ikutan baca puisi juga.. tapi emaknya bilang.. "tunggu tanggal mainnya", akhirnya berhasil mencuri perhatian dengan kesandung kabel proyektor :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah misteri sebuah acara. hal yang gak diduga memecah suasana.. :-)

      Hapus
  6. ps: zurry memang tak malu tahu, salak undanganpun dimakannya, polos pula duduk paling depan, ecek-eceknya ngobrol sama hamdi-ahza, padahal ngejar salak..#mentionZurry

    BalasHapus
  7. #keliling blogwalking pasang senyum :)

    BalasHapus
  8. Kak Fida : Hahaha.. bg doni waktu itu takut banget kak infocusnya gak hidup (o) padahal kabelnya salah ya

    BalasHapus
  9. :) tulisannya bagus,..
    Saya terharu baca nya. Dan saya baru sempat koment malam ini. Maaf sekali. Xixixixixiii..
    Ingat, lain kali jangan pilih saya jadi ngejaga tiket. Saya terlalu pinter menghitung. Hahahaa,.. #maklum anak komunikasi :p

    BalasHapus

 
Toggle Footer