Popular Post
Loading...
Kamis, 04 April 2013

Mimpi Aneh Setelah Fiksi

15.02

image : ourstage.com
Dalam mimpiku semalam, aku melihat nuansa indah dari masa lalu, Walau itu hanya sepintas terbayang dan teringat dalam sadarku, namun cukup membuatku bernostalgia dengan memori. Dalam mimpiku kali ini, aku melihat serangkaian kejadian yang terkait dengan konflik dilema berupa kilasan cerita.

Berbicara mengenai mimpi-mimpi itu, bayangan yang kuingat sampai saat ini sepertinya akan menjadi catatan dalam tulisan tegak lurus instingku nanti. Semoga menjadi awal dari setiap cerita baru.

Mimpi Aneh I :
"Aku bertemu dengan seorang gadis pecinta kucing, ia membawa seekor kucing yang berbulu sangat halus berwana putih kemanapun ia pergi. Ntah dari mana asal mula ceritaku berkenalan dengannya, yang ku tahu gadis itu bukan tipeku. Aku bergaul saat itu dengannya di sebuah perkarangan, seolah akrab saling memiliki hubungan emosional. Wah, sebelumnya ini tidak pernah terjadi dalam mimpiku atau hidup nyataku". -Kenalanan Baru Bukan Tipe-

Mimpi Aneh II :
"Aku bertemu dengan teman lamaku saat bekerja dalam wadah broadcasting. Mimpi ini sepertinya pernah kualami dalam nyata. Aku melihat ia membukakan pintu, menyapaku dan menyuruhku masuk ke dalam rumahnya. Yang menjadi hal aneh dalam mimpi ini, aku melihat sebuah pohon di depan teras rumahnya persis seperti di rumahku. Pohon itu memiliki buah yang sama seperti milikku, Delima. Warnanya merah merekah, membuatku tertegun membayangkan isi dalamnya. Sepintas aku terbangun dari tidurku. Aku tak mengerti cerita selanjutnya apa. Kemana temanku itu pergi." -Delima-

Mimpi Aneh III :
"Melihatnya membuatku kembali seolah masih mencintainya. Aku berada tepat di hadapannya saat berada di meja restoran di tengah kota. Mantanku yang pernah kupacari saat SMA dulu, ia tersenyum lebar seketika belinang air matanya. Dalam sirat hatiku, ku bertanya "Kenapa ia begitu dalam melihatku dengan kondisi seperti itu?." -Kabar Mantan-

Mimpi Aneh IV :
"Aku bergejolak dalam rasa akan sastra. Aku masuk kedalam lingkungan seperti sebuah kampung dunia  fiksi dan non-fiksi. Setiap tetangga memiliki pustaka di halamannya. "Apa aku memiliki rumah di kampung ini?". Aku bertanya sambil berjalan pelan menelusuri kampung sastra ini. Langkahku terhenti, melihat sesosok pria yang tengah bersenderan di jendela rumahnya. Ia sedang merangkai kata-kata dalam tulisannya. Aku tidak sempat berkenalan dengannya. Selain itu, aku melihat dua anak kecil berlari mendekatiku menggenggam kertas-kertas berwarna ke arah langit. Terlihat olehku ada serangkaian cerita pendek dalam kertas itu. "Ini ceritaku, Horee" Mereka bersorak ria, berlari-lari mengelilingiku".

Mimpi selanjutnya akan kulampirkan setelah terbangun dari tidurku lain kali. *Peace*

1 komentar:

 
Toggle Footer